Sumber gambar: wahidfoundation.org |
Seorang santri mendatangi kiai, melakukan konsultasi mengenai hidupnya yang kian berantakan.
"Pak Kiai, hidup saya kok semrawut?" kata santri.
Mendengar pertanyaan itu, tanpa pikir panjang, Pak Kiai menjawab dengan tegas, "Nikah!"
"Siap laksanakan!"
Setahun berlalu. Santri kembali sowan sembari membawaserta istrinya.
"Assalamualaikum, Pak Kiai. Saya sudah nikah. tapi kok hidup saya masih semrawut?"
"Nikah lagi!"
"Siap, Pak Kiai!"
Dua tahun berlalu. Ia kemudian kembali lagi ke Pak Kiai dengan membawa kedua istri dan anak-anaknya.
"Mohon maaf, Kiai. Kok malah tambah semrawut hidup saya?"
"Nikah lagi!"
"Baik, Kiai. Saya laksanakan!"
Tiga tahun kemudian, ia sowan lagi dengan tiga istri dan tiga anaknya.
"Maaf, Kiai. Ini kok malah tambah parah ya. Semakin semrawut hidup saya."
"Nikah lagi!"
"Oh, siap. Saya laksanakan, Kiai."
Empat tahun berselang, santri kembali sowan kepada Pak Kiai. Ia membawa empat istri dan keempat putra-putrinya.
"Alhamdilillah, Kiai. Saya datang kembali ke sini dengan keempat istri saya, anak saya juga empat. Sekarang mobil saya Alphard, Kiai. Alhamdulillah."
Pak Kiai terheran-heran.
"Lho, kok bisa? Bagaimana ceritanya?"
"Setelah nikah yang keempat, keluarga semrawut parah. Kemudian para istri melakukan musyawarah soal bagaimana caranya kehidupan keluarga bisa bangkit dan maju. Akhirnya, istri buka usaha sendiri-sendiri. Ada usaha cathering, percetakan, warung sembako, dan jualan bakso.
Alhamdulillah, Kiai. Sekarang saya bisa bikin rumah empat dan beli mobil merk Ertiga empat, untuk semua istri saya, masing-masing satu. Dan saya beli satu mobil untuk saya pribadi, merk Alphard."
Sembari mendengarkan cerita santrinya, Pak Kiai hanya manggut-manggut sembari berkali-kali tertawa terbahak-bahak.
"Mohon maaf, Kiai. Sekarang punya mobil apa?"
"Suzuki Carry Bagong tahun 86. Ada apa memangnya?"
"Nikah lagi, Kiai!"
"Huussss!!!"
0 komentar: