Rabu, 22 April 2015

Politisasi Rasa

Politisasi Rasa
Mulanya kita bersama
saling bercerita pada titik yang sama
berkisah selalu dimula pertama
tiada akhir yang terpikir
Aku bicara soal rasa
kala itu
di ruang remang semu
mungkin kini kau sudah jemu
Kini kita entahlah
kau politisasi sebuah rasa
demi kepentingan pribadi
kau anggap itu hanya sekadar guyon
namun bagiku
kau hancurkan segala-gala
Kawanku,
ceritaku yang kau politisasi itu
bukan lelucon
soal rasa bukan sekadar perisa
maafkan jika aku sudah tak lagi kuasa
aku ini biasa
bisa tak biasa
ketika kau anggap aku hanya biasa saja
Kawan,
Politisasi rasa itu
bukan masalah yang berdarah-darah
tapi "mematikan" siapa pun yang kau anggap lemah
karena dilemahkan!
Kawan,
mulai kini
sudahi itu
aku tak ingin lagi
kita bersuara
namun seperti diam
tak lagi membara
Kawanku,
yang gemar mempolitisasi rasa
tulisan ini untukmu
agar kau tak lagi begitu

Bekasi, 22 April 2015
Aru Elgete

Sabtu, 11 April 2015

Tak ku beri judul

Tak ku beri judul
Kasih, satu semester kita bersama
berawal dari rima yang ria
berlalu pada setiap langkah keindahan
kita rangkai canda teruntai
Kasih,
bila kini kau duka
penuh luka dalam dada
sila kembali pada mula kita ada
Bila kini kau bahagia
sadarlah duhai dara
bahagia dan duka selalu ada dalam kita
bahwa duka 'kan datang dengan suka
Amelia,
kala kau lelah
mohonkan pada Rabb Pemilik Raya
agar susah kita bersudah
bahkan menyerah
Amelia,
kala hasratmu memarah
jangan cepat-cepat luapkan amarah
sesal menanti di belakang arah
karena waktu tak pernah berhenti melangkah
Amelia,
di satu semester ini
coba renungkan di dalam hati
adakah aku tak beri bahagia?
atau bagaimana?
suguhan makna bahagia untukmu, seperti apa?
Sila melangkah
untuk bahagia yang lain
bila denganku
melulu duka nan resah
Bekasi, 11 April 2015
Aru Elgete