Selasa, 06 Januari 2015

Rindu yang terjawab

Rindu yang terjawab
Kemarin
pada angin berhembus
aku melahap malam
dengan rasa sedemikian tandus
Dalam dada penuh makna
ada rindu yang memandu
setiap langkah teriring sendu
juga cemas yang mengemas
Tak sedikit rasa
aku takut
demi hening malam yang mengangkasa
sungguh
aku takut
barangkali, aku ini pengecut
Aku menari pada dendang riang
walau rasa dalam hati di ujung lubuk
tetap saja tak melenggang
masih erat memeluk
Namun hari ini tak sama
sejak mentari yang menjingga
aku bahagia
tentu tak berhingga
Walau lelah mungkin saja
kita bersama kembali sahaja
rangkai cerita yang memanja
canda lagi tawa terpuja
Demi Penguasa Semesta
biar kita tetap cinta
mungkin pada hari tua
tetap indah rupanya
Serupa langit malam ini
yang takjubkan seisi bumi
indah nian rasa di hati
semoga yang terpatri
biar terjaga sampai nanti
Bekasi, 6 Januari 2015
Aru Elgete

Kamis, 01 Januari 2015

Tahun baru dan Ameliaku

Di malam tahun baru
seluruh berseru
tentang bahagia yang haru
singkirkan duka nan luruh
Di malam tahun baru
ada pula yang menderu
bahwa saat itu
jangan ada suka yang raya
Di malam tahun baru
aku tak peduli siapa berkata
tetap bersama rangkai canda
denganmu wanitaku
Di pinggir kali Bekasi
tersambut tahun baru
bersamamu
kita bersorai gembira
Lalu
di atas laju kendara
kau pasti takkan lupa
kita berucap sama
pada sebuah rasa
dalam detik berdetak
seketika itu
Selalu ada ingin berangan
di tahun yang kini datang
meski terkadang
tak sedikit yang terlupakan
Aku ingin
semoga tak sekedar angan
kita bersama
hingga kali Bekasi
bersaksi lagi
di setiap tahun baru
Puisi ini untukmu, Ameliaku
Bekasi, 1 Januari 2015
Aru Elgete

Tuhan yang berhak menilai!

Tuhan yang berhak menilai!
Sungguh banyak sekali
manusia yang menari-nari
dalam terka sendiri
bagiku
mereka bedebah tak tau diri
Mereka anggap dunia
seolah miliknya
menilai yang berbeda
sudah tentu surga tak menyapa
Aku yang dianggap lalai
sudah penuh laku abai
kafir sudah aku ini
bagi mereka
neraka tempatku nanti
Bagiku
mereka tak tau diri
mungkin Tuhan sudah mati
sebab tugas-Nya
diambil alih oleh mereka
Duhai kawanku
yang ahli surga
biarlah Tuhan yang menilai
seluruh laku hamba-Nya
agar tiada kita bertikai
Duhai kawanku
yang bagimu neraka tak pantas untukmu
tak sadarkah?
bahwa kafirku
hanya di matamu
Di hadapan Ilahi
aku tunduk patuh
sudah tentu aku beriman
aku menghamba
di setiap waktu
hanya kepada-Nya
Urus saja ibadahmu
jangan nilai sesamamu
sebab yang berhak menilai
hanya satu yang tak pernah lalai
Tuhan Yang Mahadamai
Aku kafir dihadapmu
tapi di hadapan Tuhan
aku beriman
tetap menghamba
selalu penuh pengharapan
Bekasi, 1 Januari 2015
Aru Elgete