Minggu, 22 Mei 2016

Ya Allah, sesatkan aku!




Banyak yang menuduhku sudah keluar dari jalur agama sebab pernyataan-pernyataan yang tidak pada koridornya. Mereka mendakwa diriku bodoh, karena membaca literatur yang tidak biasa. Namun, aku justru menikmati kesesatan itu.

Bagiku, kritik tajam terhadap mereka yang berbeda itu bukan berarti diri ini anti-agama atau bahkan anti-Tuhan. Aku mencintai Tuhan, sangat menjaga keintiman cinta itu saban malam datang menghampiri. Sekalipun caraku mencumbu Tuhan, barangkali berbeda dengan yang mereka lakukan.

Mereka yang gemar mendakwa sesat kepadaku bukan berarti menjadikanku berkecil hati. Justru sebaliknya, aku lebih mantap mencinta dan bercinta dengan keintiman yang lebih dahsyat dengan Tuhan.

Sebab menurutku, mencintai Tuhan tidak selalu harus sama dan cenderung normatif bahkan monoton. Aku punya cara sendiri untuk melakukan hubungan kemesraan dengan Dia Yang Mahacinta.

Tuhan itu satu, hanya Dia pemegang kebenaran yang absolut, sementara manusia selalu dalam kesesatan dan kebodohan agar terus mencari kebenaran yang satu-satunya itu.

Nah, di malam Nisfu Sya'ban ini, aku mendoa agar diri senantiasa di dalam kesesatan dan kebodohan; supaya selalu mengucap 'Ihdinashshirothol mustaqim' dan diberi kesempatan untuk terus belajar. Sebab kalau sudah tak sesat dan pintar, maka tidak diwajibkan lagi untuk ibadah shalat dan mohon ditunjukkan ke jalan yang lurus oleh Allah, atau kewajiban mencari ilmu berarti gugur.

Ya Allah, sesatkan aku, bodohkan aku; agar  selalu mencari kebenaran dan kecerdasan yg Engkau beri. Jangan kau jadikan diriku yang hina ini sebagai manusia yang merasa pintar dan tidak sesat, karena kalau begitu, kita tak dapat lagi bercinta selayaknya malam ini aku pada-Mu.

Allah, Tuhanku, biarkan aku tetap dalam kebodohan dan kesesatan, sebab hanya Engkau yang tidak sesat dan paling pintar. Rabbi, duhai Pendidik, berikanku jalan untuk dapat menggapai kecerdasan dan kebenaran yang berada dalam genggaman-Mu.

Aku akan terus menyebut Ihdinashshirothol Mustaqim dalam sholat dan keseharianku, hingga diri ini menyatu dengan Dzat-Mu. Karena yakinku, setiap manusia pasti berada dalam kesesatan dan tidak ada yang memegang kunci kebenaran versi-Mu yang absolut itu. Maka, aku lebih memilih untuk tetap dalam kesesatan dan kebodohan, agar hubungan cinta kita tetap terjaga.

Senin, 09 Mei 2016

Di Suriah bukan perang Sunni-Syiah!




Oleh: Ahmad Zainul Muttaqin.


Tulisan ini sudah pernah saya posting di akun pribadi saya beberapa bulan lalu dan sudah dimuat beberapa media online. Fakta-fakta ini sudah berkali-kali saya katakan sejak 4,5 tahun lalu, dan saya tidak akan pernah bosan untuk terus mengatakannya. Berikut fakta-faktanya:

  1. Pemerintah Suriah tidak pernah membantai Sunni. Hasil pemilu presiden Suriah yang diawasi lembaga-lembaga independen Juni 2014 kemarin, Assad terpilih kembali dengan perolehan 88.7% suara rakyat. Sedangkan kaum Sunni itu mayoritas (74%) di Suriah. Artinya, mayoritas mutlak rakyat Suriah yang Sunni dan apapun latarnya masih mencintai Assad. Itu yang selalu ditutupi media-media Takfiri. Jika Assad adalah pembantai Sunni, mungkinkah mayoritas rakyatnya yang Sunni tersebut memilih dia?
  2. Satu lagi propaganda murahan yang menyebut rezim Suriah adalah Syi'ah. Faktanya, Mayoritas kabinet pemerintahan di Suriah diisi oleh orang-orang Sunni. Jabatan-jabatan penting seperti Wakil Presiden, Wakil Presiden 1, Perdana Menteri, Deputi Perdana Menteri, Menteri Luar Negeri, Menteri Informasi, Menteri Dalam Negeri, Menteri Pendidikan dan lainnya diisi orang-orang Sunni. Grand Mufti resmi Suriah Syaikh Ahmad Badruddin Hassun pun seorang ulama besar Sunni. Bahkan istri Bashar yaitu Asma al Assad adalah seorang muslimah Sunni dari Homs. Ini semua adalah fakta-fakta yang selalu ditutupi media-media radikal tanah air.
  3. Dan (lagi) fakta yang selalu ditutupi mereka, para pemberontak di Suriah mayoritas bukanlah rakyat Suriah, tapi para militan takfiri asing yang datang dari 83 negara (termasuk Indonesia), korban cuci otak sektarian yang ramai-ramai menginvasi Suriah dengan kedok "jihad". Bahkan situs SOHR (Syrian Observatory for Human Rights) yang berafiliasi dengan oposisi pun mengakui > 70% militan yang memberontak di Suriah adalah para militan asing/jihadis impor (bukan rakyat Suriah).
  4. Fitnah-fitnah Assad membantai Sunni baru disebar 5 tahun yang lalu, tepatnya sejak invasi puluhan ribu militan takfiri asing ke Suriah. Faktanya, sebelum itu tidak pernah terdengar isu-isu tersebut. Bashar al Assad sudah berkuasa sejak tahun 2000 dan sampai hari ini Sunni masih mayoritas di Suriah (74%). Kalau benar Assad membantai dan menggenosida kaum Sunni Suriah, seharusnya Sunni di Suriah sudah habis, karena dia sudah berkuasa 16 tahun. Kenyataannya sampai hari ini Sunni masih mayoritas di Suriah. Apa masih percaya dengan isu murahan tersebut?
  5. Pada 2009, Qatar mengajukan proposal agar Assad melegalkan jalur pipa gas alamnya melintasi Suriah dan Turki untuk menuju Eropa. Bashar al Assad menolak proposal ini, dan pada 2011 ia justru menjalin kerjasama dengan Iraq dan Iran untuk membangun jalur pipa ke Timur. Qatar, Saudi, dan Turki adalah pihak yang paling sakit hati dan dirugikan oleh keputusan ini. Khayalan mereka untuk mendapat pemasukan Milyaran dollar dari ekspor Migas buyar seketika. Apa kalian terkejut jika hari ini Saudi, Qatar, dan Turki menjadi negara-negara yang paling getol mensponsori dan mempersenjatai para teroris yang hendak menggulingkan Assad?
  6. Kenapa USA dan NATO juga sangat berambisi menggulingkan Assad? Karena mereka dan ketiga negara tersebut adalah sekutu dan mitra bisnis utama. Keputusan Assad akan menguatkan posisi Iran secara ekonomi maupun politis dalam pasar tambang Migas di Timur Tengah dan mengecilkan pengaruh USA dan sekutunya. Apa USA rela? Mimpi!!
  7. Sejak perang Arab-Israel pada 1948 hingga perang edisi ketiga pada 1967, Suriah tidak pernah absen dalam mengirim pasukan militernya melawan Zionis. Suriah bersama Mesir, Iraq, dan Jordan saat itu (1967) mengirim 547.000 pasukan melawan Zionis di Sinai dan Golan. Bahkan ketika negara-negara Arab sudah berdamai dengan Israel, Suriah adalah satu-satunya Rezim Arab yang hingga kini tidak bersedia menandatangani perjanjian damai dengan Israel. Hingga perang Suriah dan Israel terus berlanjut pada Yom Kippur 1973 atas pendudukan Israel di Golan. Hingga hari ini PBB harus menurunkan pasukan perdamaiannya di Golan dan menetapkan sebagian wilayah tersebut sebagai zona netral.
  8. Suriah hingga hari ini adalah penampung terbesar pengungsi Palestina di Timur Tengah. Jutaan pengungsi Palestina telah diterima dengan tangan terbuka oleh Pemerintah Suriah sejak 1948 di kamp-kamp pengungsi Yarmouk, Neirab, Handarat, Aleppo, dll. Mereka diberi fasilitas Sekolah, Rumah Sakit dll layaknya warga sendiri. Bahkan Assad pun dijuluki sebagai Bapak Pengungsi Palestina. Mereka beranak pinak di Suriah hingga hari ini. Dan tidak mengejutkan jika para pejuang Palestina dari PFLP-GC di Yarmouk (cabang PFLP yang bermarkas di Gaza) dan Brigade al Quds (sayap militer Jihad Islam Palestina di Gaza) sejak awal konflik mengabdi pada Suriah dan bergabung dengan Tentara Arab Suriah melawan para teroris.
  9. Sebuah strategi militer baru telah dimulai di Suriah. Hal ini mengubah Suriah selama 15 tahun terakhir kepada kekuatan militer yang akan mengancam Israel, khususnya pada tingkat pengembangan roket dan persenjataan militer yang lain. Israel melihat ini sebagai ancaman besar. Roket-roket Khaibar M-302 buatan Suriah telah membantu Hizbullah dalam perang 2006 melawan Israel di Lebanon Selatan untuk menghujani Haifa dan kota-kota lain di Israel. Bahkan roket-roket yang sama juga telah digunakan para pejuang Muqawwamah Palestina seperti Hamas, Jihad Islam dan PFLP di Gaza yang membuat pertama kalinya dalam sejarah 1,5 juta Zionis masuk ke dalam bunker perlindungan bom. Suriah bukan hanya gerbang atau jembatan transportasi dan komunikasi antara pejuang Muqawwamah dan Iran, tapi Suriah adalah adalah pendukung nyata pejuang-pejuang resistensi di Lebanon dan Palestina. Suriah adalah bagian vital dalam perjuangan melawan Zionis!
  10. Setelah Hamas diusir dari Jordania pada 1999, di saat negara-negara arab mengucilkan dan mengabaikan Hamas. Suriah membuka tangannya dan menyediakan ibukota negaranya untuk menjadi markas Hamas. Bashar al Assad membangunkan kantor pusat Hamas di Damaskus pada 2001. Melalui markas ini, Suriah rutin berkoordinasi menjalin cara menyuplai persenjataan kepada kelompok-kelompok Muqawwamah di Gaza, tidak hanya Hamas. Sebutkan jika Saudi, Turki dan Qatar pernah menyuplai senjata atau sebutir saja peluru untuk pejuang Palestina?
  11. Mundur ke belakang kita bicara Libya. Di Libya bahkan tidak ada yang namanya Syi'ah, tapi nyatanya terjadi perang selama 4 tahun di sana. Para pemberontak takfiri bekerjasama dengan NATO dan USA akhirnya berhasil membunuh pemimpin Sunni, Muammar Qaddafi, secara keji. Masih ingat kan saat itu media-media radikal macam Arrahmah, voa-islam dll menggelari Qaddafi sebagai Toghut, Fir'aun dll dan perjuangan mereka demi menegakkan Khilafah. Khilafah apa yang sudah tegak? Apa anda tidak belajar dari pola permainan seperti ini?



Sumber: Klik di sini

Minggu, 08 Mei 2016

Nasihat KH. Hasyim Muzadi untuk HTI




  1. Rabu, 4 Mei 2016 pkl 12.00 s.d. 14.15 Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berkunjung ke kediaman KH. Ahmad Hasyim Muzadi, di Pesantren Al-Hikam Depok, untuk mendiskusikan masalah keagamaan dan kebangsaan.
  2. Disampaikan kepada HTI hendaknya jangan ada sedikit pun keinginan serta tema perjuangan seperti "Penegakkan Khilafah" atau "tidak setuju NKRI dan Pancasila" yang terkesan HTI akan membuat negara baru. Sebenarnya HTI cukup mengisi Indonesia dengan Syari'at Islam Rahmatan Lil 'Alamin, bukan membuat negara Indonesia Baru.
  3. Dengan membuat tema negara baru, HTI sama artinya dengan mempersenjatai musuh Islam (islamophobia) untuk menggunakan kekuasaan negara Indonesia guna menyerang HTI dan juga Islam.
  4. Pancasila telah diterima Kaum Muslimin Indonesia melalui proses panjang (kurang lebih 40 tahun). Maka, jangan dipersoalkan lagi. Hal itu dimulai dari perjuangan bersenjata: DI/TII, Permesta/PRRI, perjuangan konstitusional melalui konstituante, sampai NU menjadi partai politik dan bergabung dengan PPP. Semuanya tidak ada yang cocok dan akhirnya pada 1984 menetapkan Pancasila sebagai asas negara serta Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah sebagai ideologi NU sebagaimana tertera dalam Khittoh NU. Hendaknya proses panjang ini tidak dicederai.
  5. NU dan GP Ansor jangan menyelesaikan masalah HTI dengan cara kekerasan, karena terkesan NU dan Ansor mendiamkan timbulnya PKI di Indonesia yang di lain sisi ganas kepada sesama muslim. Saya yakin PKI jauh lebih berbahaya dari HTI, baik ukuran agama maupun negara. Bahkan, bisa terkesan pengalihan masalah dari PKI ke HTI.
  6. Penyelesaian HTI yang dilakukan NU dan GP Ansor hendaknya dimulai dengan musyawarah agar NU dapat menjadi pemimpin umat Islam Indonesia. Semoga imbauan saya didengar HTI. Tidak perlu khilafah, terimalah NKRI dan Pancasila.
  7. NU dan Ansor jangan terkecoh kepada Islamophobia.




*disadur dari facebook Ali M. Abdillah