Minggu, 08 Mei 2016

Nasihat KH. Hasyim Muzadi untuk HTI




  1. Rabu, 4 Mei 2016 pkl 12.00 s.d. 14.15 Pimpinan Pusat Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berkunjung ke kediaman KH. Ahmad Hasyim Muzadi, di Pesantren Al-Hikam Depok, untuk mendiskusikan masalah keagamaan dan kebangsaan.
  2. Disampaikan kepada HTI hendaknya jangan ada sedikit pun keinginan serta tema perjuangan seperti "Penegakkan Khilafah" atau "tidak setuju NKRI dan Pancasila" yang terkesan HTI akan membuat negara baru. Sebenarnya HTI cukup mengisi Indonesia dengan Syari'at Islam Rahmatan Lil 'Alamin, bukan membuat negara Indonesia Baru.
  3. Dengan membuat tema negara baru, HTI sama artinya dengan mempersenjatai musuh Islam (islamophobia) untuk menggunakan kekuasaan negara Indonesia guna menyerang HTI dan juga Islam.
  4. Pancasila telah diterima Kaum Muslimin Indonesia melalui proses panjang (kurang lebih 40 tahun). Maka, jangan dipersoalkan lagi. Hal itu dimulai dari perjuangan bersenjata: DI/TII, Permesta/PRRI, perjuangan konstitusional melalui konstituante, sampai NU menjadi partai politik dan bergabung dengan PPP. Semuanya tidak ada yang cocok dan akhirnya pada 1984 menetapkan Pancasila sebagai asas negara serta Islam Ahlussunnah Wal Jama'ah sebagai ideologi NU sebagaimana tertera dalam Khittoh NU. Hendaknya proses panjang ini tidak dicederai.
  5. NU dan GP Ansor jangan menyelesaikan masalah HTI dengan cara kekerasan, karena terkesan NU dan Ansor mendiamkan timbulnya PKI di Indonesia yang di lain sisi ganas kepada sesama muslim. Saya yakin PKI jauh lebih berbahaya dari HTI, baik ukuran agama maupun negara. Bahkan, bisa terkesan pengalihan masalah dari PKI ke HTI.
  6. Penyelesaian HTI yang dilakukan NU dan GP Ansor hendaknya dimulai dengan musyawarah agar NU dapat menjadi pemimpin umat Islam Indonesia. Semoga imbauan saya didengar HTI. Tidak perlu khilafah, terimalah NKRI dan Pancasila.
  7. NU dan Ansor jangan terkecoh kepada Islamophobia.




*disadur dari facebook Ali M. Abdillah
Previous Post
Next Post