Selasa, 12 Mei 2015

Aku Bekasi

Aku Bekasi
Tampak urakan
berantakan
tak karuan
bicara tak sopan
pendidikan mungkin enggan
semuanya adalah ucapan
yang tak bertuan
Ah,
Mereka tentu belum menyusup
ke dalam lubang terdalam
di pengujung rasa
pada desah nafas terhela
menuju jiwa yang rela
Duhai para penggunjing
kalian tahu bagaimana maling?
mereka berani lalu sembunyi
berhadap tiada nyali
sesaat menghampiri
lalu berlari lagi
Walau aku pendatang
di Bekasi ini
tetap aku meradang menerjang
pada siapa yang terang menyerang
Sebab mati siapa tahu
kalau bukan Dia yang itu
aku entah kapan mati
namun yang pasti
aku ingin mati di sini
di Bekasi
Setiap bangsa pasti bertanda
semacam ciri yang berada
Bekasi juga begitu adanya
bicara tak sopan
berantakan
serta tampak tak berpendidikan
itu hanya tampak luar
luar tak berarti liar
Engkong sang pendidik
kenali agama agar hidup tak pelik
kurangi mata mendelik
indah dunia kian menilik
Agama sebagai pedoman
juga pegangan
agar tak tersungkur
ke dalam lubang penuh kufur
Bila sekilas tampak tak indah
belum tentu hati merana
sebab dengan ibadah
bahagia akan kami kelana
Sila kau mampir
ke Kota Jakarta lalu melipir
di Bekasi kau hadir
pahami budaya dan segala rupa
agar nanti tak sesat pikir
pulang ke rumah dengan tiada nestapa
Aku Bekasi
meski tak lahir di sini
jiwaku tetap bersih
membela bumi yang terpijak hari ini

Kaliabang Nangka, 12 Mei 2015.
Aru Elgete

Minggu, 10 Mei 2015

Rasa yang merasa

Rasa yang merasa
Sepi
Hening
  Sunyi
    Senyap
      Bungkam
        Diam
          Terkam
            Sergap
              Mangsa
                 Kecamuk
                    Gelora
                      Gelegar
                      Sepi
                     Hening
                   Sunyi
                 Senyap
               Bungkam
             Diam
           Terkam
          Sergap
        Mangsa
      Kecamuk
    Gelora
Gelegar
Duuarr!
Sepi
lalu menggelora
kemudian hening
menghilang sedia kala
berganti kala mewaktu
aku rasa merasa
kini sepi menyepi
esok bungkam memangsa
sunyi yang mengangkasa
entahlah...
mulai sepi sampai gelegar
adalah rasa yang tertawan
barangkali kita mengerti
semoga tak lugu
hingga senja menua nanti
                
Bekasi, 10 Mei 2015
Aru Elgete