Sumber gambar: kompas.com |
KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur adalah satu-satunya pemimpin NU yang diakui dunia. Baik wawasan keilmuan, kepedulian terhadap demokrasi dan toleransi, serta besarnya pengaruh politik yang dimiliki.
Pada 31 Agustus 1993, ia menerima penghargaan Ramon Magsaysay, sebuah Nobel Asia dari Pemerintah Filipina.
Penghargaan itu diberikan karena Gus Dur dinilai berhasil membangun landasan yang kokoh bagi toleransi umat beragama, pembangunan ekonomi yang adil, dan tegaknya demokrasi di Indonesia.
Di akhir 1994, Gus Dur terpilih sebagai salah seorang Presiden World Council for Religion and Peace (WCRP) atau Dewan Dunia untuk Agama dan Perdamaian.
Tahun 1996 dan 1997, majalah Asiaweek memasukkan Gus Dur dalam daftar orang terkuat di Asia.
Ia menjadi pemimpin besar dan diakui dunia karena pemikirannya. Selain itu, gerakan sosial yang dibangunnya mempunyai dampak yang luas terhadap demokrasi, keadilan, dan toleransi di Indonesia.
Gus Dur juga mendapat berbagai penghargaan dari lembaga Internasional seperti yang diberikan oleh Simon Wiethemthal Center, sebuah yayasan yang bergerak di bidang penegakkan HAM di Israel.
Kemudian ia mendapat penghargaan dari Mebal Valor yang berkantor di Los Angeles, Amerika Serikat karena dianggap memiliki keberanian membela kaum minoritas.
Gus Dur juga mendapat penghargaan dari Universitas Temple, Amerika Serikat. Namanya diabadikan sebagai sebuah kelompok studi, 'Abdurrahman Wahid Chair of Islamic Study'.
Selain itu, Gus Dur juga mendapat berbagai gelar kehormatan dari banyak perguruan tinggi ternama di berbagai negara.
Pertama, Doktor Kehormatan bidang Filsafat Hukum dari Universitas Thammasat Bangkok, Thailand tahun 2000.
Kedua, Doktor Kehormatan dari Asian Institute of Technology, Bangkok, Thailand tahun 2000.
Ketiga, Doktor Kehormatan bidang Ilmu Hukum dan Politik, Ilmu Ekonomi dan Manajemen, dan Ilmu Humaniora dari Pantheon Universitas Sorbonne, Paris, Perancis tahun 2000.
Keempat, Doktor Kehormatan dari Universitas Chulalongkorn, Bangkok, Thailand tahun 2000.
Kelima, Doktor Kehormatan dari Universitas Twente, Belanda tahun 2000.
Keenam, Doktor Kehormatan dari Universitas Jawaharlal Nehru, India tahun 2000.
Ketujuh, Doktor Kehormatan dari Universitas Soka Gakkai, Tokyo, Jepang tahun 2002.
Kedelapan, Doktor Kehormatan bidang Kemanusiaan dari Universitas Netanya, Israel tahun 2003.
Kesembilan, Doktor Kehormatan bidang Hukum dari Universitas Konkuk, Seoul, Korea Selatan 2003.
Kesepuluh, Doktor Kehormatan dari Universitas Sun Moon, Seoul, Korea Selatan tahun 2003.
Penghargaan dan gelar kehormatan yang diberikan pemerintah, lembaga pendidikan, dan lembaga-lembaga sosial di luar negeri barangkali merupakan yang terbanyak yang pernah diterima oleh pemimpin Indonesia sepanjang masa.
Tidak heran kalau pada saat Gus Dur wafat, ucapan bela sungkawa datang dari berbagai pemimpin dan tokoh dunia. Bahkan, beberapa diantaranya menyempatkan untuk ziarah ke pekuburannya di lingkungan Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur.
(Tulisan di atas disarikan dari buku 41 Warisan Kebesaran Gus Dur karya M Hanif Dhakiri dan ditulis dalam rangka menuju Haul Gus Dur pada Desember mendatang)