Ustadz Riyadh bin Badr Bajrey |
“Apakah presiden kita
kafir?” demikian Ustadz Riyadh bin Badr Bajrey membacakan sebuah pertanyaan yang
ditulis oleh jama’ah di selembar kertas.
“Aduuuhh,” spontan Ustadz Riyadh menjawab dengan
raut wajah yang kesal dan terdengar gelak tawa dari para jama’ah. Selama
beberapa saat, ia terdiam.
Ia lantas mengatakan, “Gak usah ngaji ke sini deh. Geli.
Ngajinya sama yang berjemur barengan di Monas aja sono lo. (Kelompok) yang begitu
mudahnya mengatakan kafir, kafir. Allaaaah.”
Menurutnya, Presiden Joko
Widodo adalah beragama Islam. Penguasa kita Muslim. “Kecuali memang agamanya
non-Islam ya berarti nonmuslim dia. Tapi dia kan Muslim. Apa yang membuatmu ragu dari keislamannya?”
“”Pemerintahan kita
pemerintahan Islam? Pemerintahan Islam, sudah. Walaupun menerapkan hukum lain
selain hukum Islam, itu kekurangannya. Tapi apakah dengan itu menjadi
pemerintahan kafir? Tidak. Pemerintahan Islam dengan segala kekurangannya,”
tegas Ustadz Riyadh.
Ia kemudian menjelaskan
bahwa Rukun Islam dikoordinir oleh Pemerintahan di bawah kepemimpinan Joko
Widodo – Jusuf Kalla.
“Ente masuk Islam, diatur
gak perubahan KTP sama pemerintah?
Diatur. Salat? Diatur gak waktunya sama
pemerintah? Waktu salat pake teropong
dan lain-lain. Puasa? Diatur gak sama
pemerintah? Tanggal berapa mulainya, tanggal berapa salat ied-nya. Diatur gak sama pemerintah? Diatur. Zakat,
diatur gak sama pemerintah? (Ada)
Badan Amil Zakat. Haji, diatur gak sama
pemerintah? Diatur sama pemerintah, dikoordinir. Rukun Islam dikoordinir, ente
masih mau kafirin yang Islamnya yang mana dong? Paparnya dengan agak kesal.
Ustadz Riyad menuturkan
bahwa orang yang bertanya demikian adalah orang yang salah tempat. “Bagus pake tulisan. Coba tanya langsung, gue jenggut-jenggut,” katanya disambut
tawa hadirin.
Ia mengakui bahwa
pemerintah banyak sekali jasa yang telah diberikan untuk bangsa Indonesia
sekalipun masih banyak kekurangan. Perjuangannya untuk maslahat umum untuk manusia, banya. Dan itu pahala yang besar
mengalir kepadanya.
“Dengan itu dihapuskan
dosa-dosa dan kekurangannya. Belum lagi lidahmu yang terus membicarakan
keburukannya. Nambah habis dosa-dosanya.
Sungguh, dia (Presiden Jokowi) lebih mulia daripadamu,” tegas Ustadz Riyadh.
Ia melanjutkan, “Tidaklah
kau berjuang kecuali hanya untuk maslahat
dirimu sendiri, bukan? Adapun mereka (pemerintah), kalau pun bekerja
mengorbankan waktu dan tenaga untuk maslahat
siapa? Iya ada human error. Tapi
dia (Jokowi) bukan malaikat yang punya sayap. Enggak, manusia kok. Kalian yang gak siap sama pemerintahan yang adil dan baik. Kalian yang gak siap”.
“Bukankah Umar bin Abdul
Aziz akhirnya dibunuh? Kenapa? Terlalu mulia untuk rakyat yang kualitasnya
sudah menurun. Bukankah Umar bin Khattab dibunuh? Kenapa? Kualitas rakyatnya
menurun, Umar terlalu mulia, (makanya) dibunuh. Begitu pun Utsman dibunuh,
begitu pun Ali dibunuh. Begitu kan?”
Menurutnya, Allah itu
Maha Adil.
“Dan serusak-rusaknya
mereka (pemerintah), perjuangan, waktu dan tenaga mereka (dikorbankan) untuk
mengurusi maslahat orang banyak. Dan
banyak (rakyat) yang susah diatur.”
“Kenapa kau tak arahkan
lidahmu untuk mendoakan keislaman, keimanan, taufiq, hidayah baginya. Kenapa
harus mempertanyakan keislamannya? Ente salah tempat ngaji sama ane, salah tempat
ente,” katanya.
Tonton video lengkapnya...
Tonton video lengkapnya...