Rabu, 07 Agustus 2019

Nikmat Keluarga yang Penuh Cinta Kasih


Keluarga Saryono–Wiani

Tak ada kenikmatan di dunia ini yang melebihi nikmatnya memiliki keluarga yang dipenuhi rasa kasih dan cinta. Nikmat yang selalu membuat saya bersyukur tiada henti-hentinya kepada Allah yang telah menghadirkan saya di tengah-tengah keluarga yang luar biasa ini.

Hal itu dikatakan oleh Kakak kedua saya, Nisfu Syawaluddin Tsani, pada lebaran Idulfitri dua tahun lalu, 26 Juni 2017 yang ditulis di status facebook.

"Untuk Bapak, terima kasih atas segala ketauladanan yang kau berikan, pak. Ketauladanan sebagai pribadi yang kuat dalam menjalani kerasnya hidup, tangguh dalam menghadapi setiap cobaan yang diberikan oleh Allah, dan teguh dalam memegang prinsip dalam setiap keadaan," kata Mas Nisfu, begitu panggilan akrab saya untuknya.

Terima kasih pula, lanjut Mas Nisfu kepada bapak, atas harta yang halal dan barokah, yang kau berikan kepada kami, keluargamu. Karena tanpa harta yang halal dan barokah, mustahil keluarga ini bisa sedamai dan senyaman ini.

"Untuk Ibu, terimakasih telah memberikan contoh kepada kami, anak-anakmu, khususnya saya, sebagai seorang manusia yang bermanfaat kepada tetangga--tetangga di sekitarmu," kata Mas Nisfu.

Dia katakan, ibu (hampir) selalu menjadi orang pertama yang datang, ketika ada tetangga yang sedang dalam kesusahan dan kesulitan hidup. Dari tetangga yang tak punya makanan, sampai yang tak punya uang untuk menyewa tempat tinggal.

"Warung kecil yang ada di rumah kita dan rumah petakan yang ada di samping rumah, adalah saksi bisu dari sikap kebermanfaatanmu terhadap manusia di sekelilingmu," katanya.

Ibu Wiani dan Bapak Saryono

"Untuk Wahdan (panggilan akrab saya terhadap kakak perempuan saya –Wahdaniah Puji Hartami), terima kasih telah memberikan contoh sebagai kakak yang bisa diandalkan adik-adiknya," kata Mas Nisfu.

Salah satu contohnya, rela menunda kebahagian untuk dipersunting oleh laki-laki yang kau cintai, karena ingin membiayai kuliah saya (Aru Elgete, adik paling bungsu).

"Kau tabu, bapak sudah tak sanggup membiayai Hagar (panggilan khusus Mas Nisfu untuk saya) sekolah, karena telah purna dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara. Semoga amal jariahmu ini, mampu memberikan syafaat kepadamu di hari akhir nanti," kata Mas Nisfu.

Kemudian, dia menyampaikan pesan untuk saya, "Terima kasih telah menjadi kawan seperjuangan untuk menangkal paham keagamaan yang intoleran, eksklusif, dan radikal. Semoga Allah selalu memberikan kekuatan, ketulusan, dan semangat kepada kita yang sedang berjihad di akar rumput untuk menyebarkan ajaran agama yang penuh kasih dan cinta."

Putra-putri Ibu Wiani dan Bapak Saryono

Terakhir, kata Mas Nisfu, semoga Allah memberikan keluarga kita curahan rahmat yang tiada henti-hentinya, dan kita dijadikan pribadi yang selalu merasa sesat, najis, kafir, dan bodoh di hadapan Allah.

Tujuannya tentu saja agar kita menjadi lupa dan lalai untuk mensesat-sesatkan, menajis-najiskan, mengkafir-kafirkan, dan membodoh-bodohkan mereka yang berbeda dengan kita. Aamiin.

Previous Post
Next Post

0 komentar: