Kamis, 02 Mei 2019

Prabowo Subianto, Manusia Titisan Allah


Manusia Titisan Allah (kanan)
Bagi masyarakat Jerman, Hitler terkenal sebagai sosok yang tak mau mengenal kata menyerah atau kalah.

Ketika itu, tidak ada tentara yang berani  mengatakan bahwa Jerman telah kalah dan lebih baik menyerah. Jika kata-kata itu terucap, Hitler akan marah besar. Bahkan, tak segan-segan mengambil senjatanya lalu mengatakan, "Sekali lagi kamu bicara kalah dan menyerah, saya akan tembak kepalamu!"

Hampir sama dengan Prabowo Subianto yang tidak pernah mau menyerah apalagi mengaku kalah. Bahkan, Prabowo sendiri sering marah sambil gebrak-gebrak meja atau melempar handphone jika ada yang berani menentang.

Hitler punya anak buah super hebat. Yakni Menteri Propaganda Jerman Joseph Goebbels. Ia terkenal dengan pernyataan kebohongan yang disebarkan secara terus menerus. Sebab kelak, kebohongan itu akan dipercaya menjadi kebenaran.

Teknik propaganda ala Goebbels inilah yang sedikit atau banyak telah diadopsi oleh Prabowo, BPN, dan gerombolan ulama-politis berstempel 212. Mereka seringkali menciptakan banyak kebohongan, bahkan yang berbau fitnah. Kelak, kebohongan itu akan dipercaya oleh sebagian kecil masyarakat, menjadi kebenaran.


Oleh pendukungnya, Hitler dianggap sebagai titisan dewa yang memegang kekuasaan absolut (mutlak). Ia merupakan sosok tidak pernah salah, dianggap manusia suci yang tak terbantahkan. Dipercaya, Hitler kelak akan membawa kemenangan dan kesejahteraan bagi para pengikut dan pendukungnya.

Begitu juga dengan sosok Prabowo yang dianggap titisan Allah oleh pendukungnya. Bahkan Prabowo dianggap manusia suci yang ucapannya selalu benar. Apalagi Prabowo bisa berbicara dengan nyamuk, semut dan ular. Titisan Nabi Sulaiman, Bung? Cuk!

Sama seperti Hitler, Prabowo merupakan sosok pemegang kekuasaan absolut. Karena segala ucapan Prabowo adalah sabda yang tidak boleh dibantah. Sekali membantah, handphone bakal melayang atau dimaki-maki sambil gebrak-gebrak meja.

Hitler pernah berkata, "Tak ada yang bisa mengalahkan bangsa Arya, ras paling unggul yang mampu menguasai medan peperangan hingga dapat mengantarkan kemenangan bagi rakyat dan bangsa Jerman."

Narasi seperti itu hampir sama dengan ucapan, "Prabowo pasti menang, kalau Prabowo kalah pasti dicurangi."

Semua narasi tersebut terucap karena ambisi yang sangat  besar untuk berkuasa dengan menghalalkan segala cara, delusional, dan menganggap kelompoknya sebagai pemegang amanat Tuhan. Palelo botak! Eh, pala gue deng. 

Sementara lawan politiknya dianggap sebagai kekuatan jahat yang mempergunakan ilmu sihir untuk melakukan kecurangan.

Sesungguhnya, masih banyak kesamaan lain yang tidak bisa diungkapkan, nanti aja disambung lagi, setelah pengumuman hasil penghitungan resmi dari KPU, 22 Mei 2019.

Kalau Prabowo kalah, mau ada people powder? Eh, power? Ahahahahaha. Siapa takut? Terus menganggap bahwa mengerahkan massa untuk rusuh di Ramadan itu merupakan sebuah jihad? Perang Badar maksud lo? Hahahaha. Palelo botak! Eh, pala gue deng.

Eh btw, Prabowo mau ditempatkan di RSJ mana? BPN dan relawan, itu tolong dipersiapkan dari sekarang. 

Bye!

(Tulisan di atas, disadur dari tulisan yang tak bernama. Kepada siapa pun penulisnya, saya mohon izin sadur)
Previous Post
Next Post