Rabu, 26 Desember 2018

Prabowo Ucapkan Selamat Natal, Pendukungnya Diam Membisu


Prabowo saat merayakan Natal

Setiap kali Desember tiba, pembicaraan terkait pro dan kontra mengucapkan selamat natal kepada umat Kristen, selalu saja mengemuka. Saya tidak tahu pasti, sejak kapan larangan itu disuarakan.

Namun satu hal yang saya ingat, ketika masih anak-anak dulu, mengucapkan selamat natal, sepertinya tidak ada masalah.

Saat natal tiba, saudara-saudara saya yang muslim, biasanya datang berkunjung ke rumah hanya sekadar untuk bersilaturahmi. Mereka larut dalam kebahagiaan yang sedang kami rasakan.

Mereka saling berbincang dan bercanda satu sama lain, sembari menikmati kue natal yang tersaji. Kami bersatu dalam keberagaman dan kebinekaan.

Indah benar rasanya. Ketika kami bernatal, saudara kami yang muslim seakan juga turut bernatal. Kala Idulfitri tiba, kami juga turut merasakan sukacita kemenangan yang mereka rasakan.

Namun sayang, toleransi antarumat beragama yang dulu terbina begitu baik dan rukun itu, seakan hilang karena keakuan yang semakin menonjol dewasa ini.

Jangankan untuk saling bersilaturahmi, mengucapkan selamat natal saja pun menjadi hal yang sangat tabu saat ini. Ada yang menyebut, haram hukumnya bila seorang muslim mengucapkan selamat natal kepada saudaranya yang Kristen.

Apa benar hanya karena ucapan itu lantas akan mengubah keyakinannya? Tentu tidak.

Atau sebaliknya, apakah ketika seorang Kristen mengucapkan selamat Idulfitri lalu akan menggoyahkan kepercayaan kepada Tuhannya? Tidak juga.

Itu hanya sekadar sebuah ucapan selamat, sebagai wujud penghormatan terhadap kebinekaan, ucapan persaudaraan, dan keramahtamahan. Itu saja. Tidak lebih.

Sesungguhnya, ucapan selamat natal tidak perlu harus menjadi polemik. Bagi mereka yang menganggap bahwa mengucapkan selamat natal bukanlah sesuatu hal yang haram, ya silakan diucapkan.

Sebaliknya, bagi mereka yang menganggapnya haram, maka tidak perlu diucapkan. Juga tidak perlu harus diperdebatkan. Ya, sesederhana itu.

Sebab sesungguhnya, bagi umat Kristen tidak ada pengaruhnya sama sekali apakah mereka mendapat ucapan selamat natal atau tidak dari saudaranya yang beragama non-Kristen.

Diucapkan terima kasih, tidak diucapkan juga tidak apa-apa. Tidak ada yang perlu diributkan sebenarnya. Karena yang terpenting adalah tetap rukun dan damai.

Terkait pro dan kontra ucapan selamat natal tersebut, Profesor Nadirsyah Hosen, salah seorang ulama muda Nahdlatul Ulama, pernah menulis di akun twitternya bahwa sesungguhnya tidak ada larangan bagi umat muslim untuk mengucapkan selamat natal.

Ia justru menyebut, mayoritas ulama kontemporer saat ini membolehkan mengucapkan selamat natal.

Namun para ulama pendukung Calon Presiden Nomor Urut 02, Prabowo Subianto, tidak sependapat dengan Gus Nadir tersebut. Mereka menilai bahwa dengan mengucapkan selamat natal, telah keluar dari akidah.

Beberapa diantaranya adalah Ustadz Abdul Somad, Tengku Zulkarnain, Haikal Hassan, dan Rizieq Shihab. Mereka begitu keras dan lantang menyuarakan bahwa mengucapkan selamat natal adalah haram.

Begitu pula ormas pendukung Prabowo, seperti Front Pembela Islam (FPI) dan eks-Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) yang tidak sepakat dengan pernyataan beberapa ulama yang menyebut bahwa mengucapkan selamat natal hanyalah sebuah bentuk keramahtamahan, atau hanya sekedar sebuah ucapan sopan santun atas perayaan hari besar agama Kristen.

Ketika FPI dan HTI serta para ulamanya melarang keras mengucapkan selamat natal, ternyata hari ini, capres pilihan mereka itu, capres yang didukung oleh ijtima ulama, Prabowo Subianto, seolah “menentang” larangan yang mereka buat. Prabowo seperti mengabaikan fatwa yang dibuat oleh para ulama pendukungnya itu.

Sebelum ucapan selamat natal yang disampaikan oleh Prabowo lewat akun twitternya itu, telah santer terdengar bahwa Prabowo akan turut merayakan natal bersama keluarga besarnya. Berita itu sudah pastilah membuat para pendukungnya kebakaran jenggot. Namun mereka tidak mampu berkata-kata.

Mereka sudah kadung mendukung Prabowo. Jadi betapa pun Prabowo melakukan kesalahan maka merupakan sebuah kewajiban bagi mereka untuk membela. Bahkan sekalipun itu sudah menyangkut “akidah,” mereka tetap harus pasang badan, meskipun itu terasa begitu sesak di dada.

Dan, tweet ucapan selamat natal Prabowo hari ini (25/12/2018), akan semakin membuat hati mereka tersayat-sayat.

Lewat akun twitternya, Prabowo mencuit:

“Assalamualaikum Warohmatullahi wabarokatuh. Shalom. Saya mengucapkan selamat Hari Natal bagi seluruh umat Kristiani. Semoga damai dan kasih selalu menyertai kita semua.” 

Selain cuitan itu, Prabowo juga menggunggah sebuah video yang isinya sama: mengucapkan selamat natal bagi umat Kristiani.

Klik di sini untuk melihat postingan Prabowo di twitter.

(Penulis adalah Ronny Leung, salah seorang umat Kristen di Indonesia)
Previous Post
Next Post