Kamis, 30 Maret 2017

Risih, rusuh, resah


Selat Sunda, 12 Desember 2016. Foto: Didi Mulyawan

Risih, rusuh, resah.
Resah, rusuh, risih, resah.
Rusuh, risih, resah, rusuh, risih.
Risih, resah, rusuh, risih, resah, rusuh.

Kapan tersudahi semua?
Soal permainan adiksimu atas kuasa tuhan.
Ya, tuhan.
Sebuah objek yang kau jadikan candu.
Menjadi penenang.
Padahal, tak sekalipun kau senang.

Resah, rusuh, risih.
Risih, resah, rusuh, risih.
Rusuh, resah, risih, rusuh, resah.
Resah, risih, rusuh, resah, risih, rusuh.

Kabarkan pada tuhan yang terkonsep di otakmu, itu.
Bahwa keabadian bukanlah dia.
tuhan itu hanya memberi nikmat sesaat.
Mengutopiskan khayal hingga kau bisa terlelap malam ini.

Rusuh, resah, risih.
Resah, rusuh, risih, resah.
Risih, resah, rusuh, risih, resah.
Rusuh, risih, resah, rusuh, resah, risih.

Objek di otakmu yang kau beri nama tuhan itu sesungguhnya adalah penyiksa.
Tak beri solusi apa-apa kecuali mengikuti kehendak otakmu sendiri.
Paham, kan?
Kau tau bagaimana laut?
Menenangkan.
Suatu saat, ia akan menumpahkanmu pada imajinasi tumpul.


Belajarlah mendewasa!!!



Bekasi Utara, 30 Maret 2017


Aru Elgete
Previous Post
Next Post

0 komentar: