Senin, 05 September 2016

Tujuan PIKMB adalah memanusiakan manusia


Logo PIKMB Universitas Islam '45' (UNISMA) Bekasi 

Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (OSPEK) dianggap sebagai sebuah kewajiban yang harus dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar dimulai. Di dalamnya terkandung banyak makna. Selain memperkenalkan budaya dan tradisi yang berlaku di universitas, OSPEK juga dijadikan sebagai ajang untuk mendidik, memberi pengalaman dan membekali mahasiswa baru agar mampu berpikir kritis. Diharapkan juga, supaya mahasiswa baru tidak membawa kebiasaan dan budaya serta perilakunya semasa duduk di Sekolah. Konsekuensi logisnya, mereka harus bisa membuktikan bahwa Mahasiswa tentu berbeda dengan Siswa yang tanpa Maha.

Bagi sebagian mahasiswa (senior), kegiatan OSPEK adalah tempat untuk menunjukkan rasa superioritasnya. Mahasiswa baru dituntut harus manut, sebab kalau tidak mereka akan menerima sanksi yang tegas dan keras; sesuai keinginan senior. Pada akhirnya, OSPEK adalah bentuk penanaman pemikiran bahwa Feodalisme harus terus dipertahankan namun dengan gaya dan kemasan yang baru dan berbeda. Memukul, memaki, mengumpat dengan ujaran kotor dan kasar, serta memberi sanksi dengan sangat berat dan tidak biasa menjadi hal yang sangat wajar. Alasannya kembali kepada pernyataan diatas, bahwa Mahasiswa tentu berbeda dengan Siswa yang tanpa Maha. Jadi, Mahasiswa harus bisa melewati tahapan yang berat dan rintangan yang penuh ketakutan, karena dianggap sudah dewasa serta tidak diperkenankan untuk bermanja-ria, apalagi cengeng dengan banyak mengeluh dan ketidakmampuan untuk menghadapi segala tantangan di waktu mendatang. "Mahasiswa harus berani, harus kuat, harus tegar, jangan cengeng!" Begitu kata senior dengan segala kepongahannya.

Mahasiswa adalah agen perubahan, penerus estafet pergerakan perjuangan, pembawa obor kebenaran yang sangat dinanti oleh Ibu Pertiwi, agar bangsa dan negara tidak dikuasai koruptor dan wakil rakyat yang senang menjadi wakil bagi rakyat untuk merasakan segala macam kemewahan. Rakyat tidak perlu hidup mewah dan megah, karena sudah diwakilkan. Rakyat seperti dilarang untuk merasakan hidup bergelimang harta sebab sudah ada yang mewakilkan; "mereka yang (suka) duduk sambil diskusi, mereka yang biasa bersafari, di sana, di gedung DPR." Kata Bang Iwan Fals.

Karenanya, Mahasiswalah yang nantinya akan memberangus segala macam kemunafikan, kebiadaban, keserakahan, dan kebinatangan wakil rakyat dan pejabat; yang gemar menyunat anggaran demi memenuhi syahwat perut dan kelaminnya. Sebab realitanya, banyak mahasiswa yang sering teriak anti-korupsi, anti-kemunafikan, demi menegakkan keadilan dan kebenaran di muka bumi tapi justru ikut terjerumus ketika diberi kesempatan untuk memainkan segala kepentingan pribadi dan golongannya. 

Maka sudah semestinya, para senior di kampus yang menyambut mahasiswa baru haruslah dengan cara mendidik, tidak dengan menghardik. Harus merangkul bukan memukul. Mengayomi bukan menghakimi. Mengajak bukan mengejek. Sebab itulah esensi dari OSPEK yang harus terejawantah dalam pelaksanaannya. Sekalipun harus bertindak tegas, bersikaplah dengan arif bukan diiringi rasa arogansi yang terkesan 'gila hormat'. Karena pepatah mengatakan: "anjing dijadikan mainan karena gonggongannya (baca: amarah) yang selalu meledak-ledak, sementara singa ditakuti dan disegani karena selalu bertindak seperlunya, tidak meledak-ledak, diam bila tidak diusik."

OSPEK, kini ditiadakan. Bukan esensi dan konten positifnya, tetapi segala hal yang sama sekali tidak ada unsur edukasi dan segala bentuk bullying yang akan menciptakan ketakutan dan perasaan traumatik yang berlebih dari peserta OSPEK. Pada 2015 lalu, adalah kali pertama pemerintah menghapus OSPEK dari daftar kegiatan Mahasiswa. Kalaupun ingin diadakan, haruslah dengan nama yang berbeda juga bukan Mahasiswa yang memegang penuh atas berjalannya kegiatan tersebut. Dosen dan karyawan harus terlibat, sebagai pengawas dari aktivitas Mahasiswa senior dalam penyambutan Mahasiswa baru ke dalam kampus. "Ini bentuk pengekangan dan pengkerdilan Mahasiswa, lawan!" Kata sebagian Mahasiswa yang masih ingin menunjukkan kepongahannya. Padahal, kekerasan dan kekejaman dengan alasan apapun merupakan bentuk penindasan. Semua manusia yang mampu berpikir dengan akal sehatnya, pasti mengaminkan itu.

Nah, pelaksanaan Program Internalisasi Kampus Mahasiswa Baru (PIKMB, nama lain dari OSPEK) di Unisma Bekasi, mahasiswa (senior) masih diberi kebebasan untuk berperan aktif untuk mengembangkan kreativitasnya. Konsep, kepanitian, serta pelaksanaan PIKMB dipegang langsung oleh Mahasiswa. Walau demikian, dosen tetap mengontrol jalannya PIKMB. Sekalipun waktu pelaksanaannya hanya sehari dari yang semula dua hari, namun setidaknya Mahasiswa masih memegang peranan penting di dalamnya. Mahasiswa Unisma Bekasi yang terlibat dalam kepanitiaan berani menjamin bahwa kegiatan PIKMB sama sekali tidak ada perpeloncoan, penindasan, dan kekerasan yang justru mencoreng nama baik almamater. "Tegas harus, tapi tidak dengan menindas!" Kira-kira itu semboyan yang selalu keluar dari setiap diskusi kecil di Kampus Unisma Bekasi.

Kepada seluruh peserta Program Internalisasi Kampus Mahasiswa Baru Universitas Islam '45' Bekasi, saya ucapkan selamat datang dan bergabung dengan kami. Mari tegakkan keadilan dan kebenaran di Bumi Pertiwi dengan meniadakan penindasan. Selamat bergabung di barisan pergerakan perjuangan demi memerdekakan seluruh rakyat Indonesia yang (katanya) belum merdeka. Selamat mewujud-nyatakan cita-cita dan harapan pendiri bangsa untuk melestarikan kepribadian manusia Indonesia yang ramah, toleran, penuh welas asih dan kasih sayang kepada sesama dan semesta. Karena substansi dari kegiatan PIKMB ini adalah demi menyatukan kegelisahan untuk mencapai Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, bukan sebagai ajang balas dendam karena pengalaman pribadi yang merasa tertindas oleh seniornya di masa lalu.

Bukankah ada kaidah emas yang berbunyi, janganlah engkau berbuat sesuatu kepada orang lain, yang engkau sendiri tidak ingin merasakan sesuatu itu dilakukan oleh orang lain kepadamu? Atau dalam kalimat positifnya berbunyi, kasihilah sesamamu sebagaimana engkau mengasihi dirimu sendiri. Maka, memanusiakan manusia adalah tujuan akhir dari kegiatan PIKMB di Unisma Bekasi.



Wallahu A'lam




Gedung Fakultas Agama Islam Unisma Bekasi, 5 September 2016.



Aru Elgete
Previous Post
Next Post