Pernah kita bersama
mengisi waktu dengan ceria
dengan jenaka cerita
tentang kemesraan kita
Saat itu,
erat dekap pelukanku
tak ingin saling pergi
dan waktu tetap pada inginnya
egois
ia berlari dengan sekuat tenaga
melenyapkan seluruh kemesraan
baru sekejap lenyap
dan rindu pun tertanam
tanpamu kini
aku menemukan bahagia
sama tapi semu
juga merangkai cerita
namun penuh derita
sebab rindu kian saja terpendam
tertanam dalam-dalam
duhai yang menyayangi
yang memberi terang pada kegelapan
kau banyak dinanti
seperti primadona
gadis dalam majalah sampul
atau model bintang lima
semoga kita dipertemukan kembali
oleh penguasa cinta
di 1438
atau 2017
temu rindu denganmu
menjadi impian bersama
sebab karena indahmu
seluruhnya bahagia
Sayangku,
izinkanku melupakanmu sejenak
untuk hura-hura
menikmati kesenangan
merasakan kenikmatan
sampai waktuku tiba
menjemputmu dengan bercucuran dosa
sebab engkau pembersih
atau hingga iblis lelah menggoda
dan dirimu berhasil mengikatnya
aku suci lagi
Cintaku,
maafkan aku
aku ingin makan ketupat
sepuasnya
karena denganmu
walau mesra kurasa
terasa nyaman di dada
tetap saja lapar dahaga menerpa
Dan begitulah
gambaran manusia saat ini
dengan hura-hura
riya'
dan menciptakan citra
yang terkadang tak sama di nyata
sebab berada di dekatmu, duhai kasih
seperti meminum arak
tak sadarkan diri
hingga mabuk dan terkantuk-kantuk
hilang arah
dan tak dapatkan apa-apa
selain berharap pada raja semesta
agar kita kembali bersama
sembari teriak di telinga malam
"kembalilah, aku merindukanmu!"
Begitu kan?
Bekasi, 2 Syawal 1437
Aru Elgete