Lagi, kejahatan kemanusiaan kembali terulang. Kali ini lebih berani dan membuat seluruh umat Islam di dunia terperanjat tak percaya. Bagaimana tidak, tempat suci yang dijaga kesuciannya itu menjadi objek aksi bom bunuh diri. Yakni, di Negara Rasulullah, Arab Saudi. Bom meledak di tiga tempat, Madinah; Qatif; dan Jeddah.
Dengan adanya kejadian ini, kita tidak bisa langsung seketika itu menuding dan mendakwa si ini atau itu yang melakukan perbuatan keji tersebut. Perlu adanya cek & ricek atas seluruh berita yang kita konsumsi mengenai peristiwa memalukan itu. Sebab pemboman di kompleks Masjid Nabawi dan dua tempat lainnya itu sangat bersifat sensitif ketika menjadi sebuah kajian atau pembahasan yang tidak secara mendalam.
Benarkah kejadian bom bunuh diri itu ada kaitannya dengan berita yang dilansir oleh kriminalitas.com (Klik: Kampanye ISIS, 'Ramadhan Bulannya Membunuh' dinilai sukses) beberapa waktu yang lalu, sebelum terjadinya bom di Negara Arab tersebut? Atau, mungkinkah pelaku merupakan seorang warga negara yang tidak suka dengan kepemimpinan Raja Saudi yang sekarang? Atau justru, mungkinkah, pelaku adalah umat non-Muslim yang memang tidak suka dengan Islam (ala Arab)?
Siapa pun pelakunya, harus kita kecam. Merekalah penebar ketakutan dan kerusakan dan sudah sepantasnya disebut sebagai teroris. Karena teroris tidak beragama, teroris tidak berkemanusiaan, maka tidak ada labelisasi atas keagamaan apa pun terhadap teroris, sekalipun yang menjadi acuan dari aksinya adalah ayat-ayat yang ada di dalam kitab suci. Karena perilakunya mengotori kemanusiaan dan keagamaan yang juga banyak tertera dalam kitab suci.
Saudaraku, yang harus kita benci dan kecam adalah pelakunya, aksinya, perbuatannya, bukan latar belakang agamanya, suku, atau yang lainnya. Momentum Hari Raya Idul Fitri yang jatuh pada besok, 6 Juli 2016, janganlah ternodai oleh kebencian dan kedengkian, seperti halnya kita terprovokasi ketika setahun yang lalu bom meledak di Tolikara.
Hati-Hati dengan pemberitaan sampah media massa yang bertebaran di linimasa sosial media kita. Sekali lagi saya imbau, agar kesucian hari nan fitri tidak ternoda, kita mesti waspada dengan media massa berkonten sampah.
Dengan ini, saya ucapkan terimakasih. Selamat merayakan Hari Raya Idul Fitri 1437 Hijriyah, Mohon Maaf Lahir dan Batin.
Wallahu A'lam...