Selasa, 10 Januari 2017

Surat Terbuka Untuk Teater Korek


Anggota dan pengurus sedang menyanyikan Mars Teater Korek, usai pementasan Domino pada Senin (9/1) malam.


Yth,
Pelopor/Pendiri/Penerus Teater Korek
di Tempat

Sehubungan dengan terselenggaranya pementasan Gema Awal Tahun yang berjudul Domino, Senin (9/1) malam di Aula Fakultas Ekonomi Universitas Islam "45" (Unisma) Bekasi, ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan demi kebaikan dan kemajuan Teater Korek ke depannya. 

Pertama,
Saya mengapresiasi kerja Teater Korek yang tetap konsisten berada di jalur kebudayaan dan kemanusiaan. Domino itu sarat dengan keadaan kita akhir-akhir ini. Isu kemiskinan, kesengsaraan, dan pemerkosaan dihadirkan di dalamnya. Saya berpikir, Domino ini adalah sebuah kritik untuk penguasa yang senang menelantarkan nasib rakyatnya.

Kedua,
Dengan segala kerendahan hati, saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh pihak yang telah membantu kelancaran proses belajar anggota Teater Korek. Bahwa sesungguhnya, kalimat belajar latihan dan belajar mentas adalah bentuk kejujuran lahir-bathin yang dialamatkan kepada masyarakat.

Saya sepakat dengan ucapan Sutradara Domino, Zeta Margana, dalam kerja kebudayaan diperlukan netralisasi jiwa dan rasa. Rendah hati pun mesti diejawantahkan agar kelak, di puncak kemapanan, seluruh anggota Teater Korek, baik secara struktural maupun kultural, mendapatkan hasil sempurna.

Ketiga,
Kemarin saat pementasan, saya melihat animo masyarakat sangat tinggi untuk menyaksikan pertunjukkan Domino. Walaupun tidak semua dari penonton yang hadir itu memiliki niat dan tujuan yang sama. Tetapi setidaknya, Teater Korek sudah dipercaya masyarakat sebagai salah satu penggerak kebudayaan di Kota Bekasi. Mohon dipertahankan.

Keempat,
Segera melakukan pembenahan organisasi, terlebih soal kaderisasi dan kekaryaan. Dua hal itu yang mesti diperhatikan. Teater Korek merupakan sebuah organisasi di bawah naungan Direktorat Kemahasiswaan dan Alumni (DIKA) Unisma Bekasi tentu memiliki sisi internal dan eksternal. Nah, itu yang hampir tak tampak saat ini.

Kita perlu melakukan hubungan ke luar, melakukan kerja bersama dengan komunitas kampus atau yang bukan kampus. Tetapi, jangan lupa bahwa kita memiliki dapur sendiri. Jangan hanya karena kedekatan emosional yang sangat erat dengan beberapa elemen kebudayaan, Teater Korek menjadi seperti tak punya apa-apa. 

Sepenglihatan saya, Teater Korek seperti sedang bergelap-gelap dalam terang. Bahkan lebih parahnya, seperti ditenggelamkan pada lautan kepentingan. Sekali lagi, saya sangat berharap Teater Korek segera melakukan pembenahan organisasi. Tujuannya, agar rumah tangga Teater Korek tak samar-samar dipandang mata. 

Yang namanya organisasi tentu memiliki alur koordinasi dan birokrasi yang mesti dijalankan secara formal. Misal, Teater Korek perlu memiliki batasan-batasan tertentu kepada lembaga yang berada di sekitarnya. Kedekatan emosional antar-individu tidak bisa mempengaruhi atau menjebol batasan itu. Orang dewasa pasti mengerti, organisasi atau lembaga jelas berbeda dengan pribadi atau individu seseorang.

Kita tidak akan bisa meningkatkan kekaryaan, kalau dapur tidak ngebul karena sebagian besar perabotan sudah hancur dimakan rayap. Atau hilang terbawa gelombang eksistensi. Bahkan, lenyap ditelan oleh kemaruk jiwa yang berlebih.

Kelima,
Teruntuk anggota baru Teater Korek, khususnya yang mementaskan Domino kemarin malam, saya ucapkan selamat. Kalian telah menempuh hidup baru di koridor kesunyian, di lorong yang tak dicintai banyak orang, dan di jalan yang dibenci segelintir orang. Selamat melakukan peribadatan suci dengan kerja kebudayaan dan kemanusiaan.

Jangan berhenti berproses. Sebab di dalam kerja teater, kita akan terlatih untuk menjadi luas dalam berpikir dan tidak hanya melihat suatu peristiwa dari satu sudut pandang. Selain itu, teater mengajarkan keseimbangan. Stabilitas tubuh yang menjadi bagian dari olah tubuh, sangat berpengaruh bagi kehidupan, kelak. Percayalah.

Jangan berhenti mengolah pikir, rasa, jiwa, dan tubuh. Karena itu merupakan modal dasar untuk mencapai kebermanfaatan diri. Tetap pasrah-rebahkan hidup pada alam, tetapi jangan menyerah pada keadaan. Jangan sampai terbunuh oleh waktu, apalagi dibunuh oleh tubuh sendiri.

Saya tahu betul bagaimana proses yang dilakukan menuju Domino itu. Anggota baru Teater Korek angkatan 13 datang dari berbagai latar belakang yang tak sama. Mereka sangat militan dan tidak pernah mengeluh; mereka merebah-pasrahkan diri pada proses. 

Keenam,
Saya mohon kepada angkatan 13, para aktor Domino, agar menyatukan jiwa-jiwa dan membangunnya dalam senasib serasa. Dengan begitu, kerekatan antarkita akan tercipta sehingga rumah tangga yang kini samar-samar itu menjadi terang-benderang, dan perlahan kita membangkitkan tubuh untuk tegap menghadapi berbagai rintangan di depan mata.


Ketujuh,
Teater Korek adalah organisasi kekeluargaan. Tidak ada gelar alumni dalam perjalanannya. Organisasi yang selalu membuka diri terhadap kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi. Membebaskan. Namun, tetap serius saat melakukan kerja kebudayaan. Pelopor dan para pendiri Teater Korek ikut membantu, minimal urun-rembug saat bicarakan konsep.

Maka atas perkenan surat ini, saya mohon kepada seluruh pelopor, pendiri, dan para pendahulu agar 'turun gunung' mengawal gerak adik-adiknya. 

Kedelapan,
Maafkan saya karena sempat hilang sejak Maret 2016 dan baru kembali di akhir tahun kemarin. Semoga kita dapat membangun Teater Korek dengan karya bersama-sama. Semoga pula keresahan kita dapat menjadi penguat untuk tetap teguh dan konsisten dalam ketersesatan di jalan kebenaran. 

Kesembilan,
Saya beritahukan juga kepada para pendiri, pelopor, dan pendahulu Teater Korek bahwa akan dilangsungkan Mukelu Biasa (Muktamar Keluarga Luar Biasa) pada Februari 2017, di Puncak, Jawa Barat.  

Demikian surat ini, saya sampaikan dengan segala kerendahan hati. Atas perhatian dari Teater Korek (pelopor, pendiri, dan penerus) diucapkan terimakasih.


Wallahu A'lam

Hormat saya,


Aru Elgete
(Kepala Bidang Non-Artistik Teater Korek Unisma Bekasi, 2015-2017)
Previous Post
Next Post

1 komentar:

  1. salam kreatif.

    sori tak sempat hadir dikarenakan ada agenda di Jakarta.

    sukses selalu buat kawan2, terutama Zeta sang Sutradara.

    BalasHapus