Jumat, 08 Februari 2019

Kisah Orang Madura Naik Unta di Arab


Sumber: risalahmuslim.id

Pemuda asal Sumenep, Madura, Jawa Timur, bernama Baedowi sedang melancong ke Arab. Sebagaimana orang Indonesia pada umumnya, ia juga ikut merasakan nikmatnya naik unta di padang pasir. 

Namun, unta di Arab tidak seperti unta di Indonesia yang ketika diperintah duduk, kemudian langsung duduk.

Saat Baedowi ingin menaiki unta, ia mengatakan: "Duduk! Sit... Sit.. Jongkok!"

Sayangnya, sang unta tetap berdiri. Tapi dengan sigap, pawang unta pun memberitahu.

"Bilang Assalamualaikum, baru untanya mau duduk," kata Dul Rohim, pria paruh baya asal Situbondo yang sudah sepuluh tahun bekerja sebagai pawang unta.

"Assalamualaikum," ucap Baedowi dengan mantap dan kemudian unta pun duduk. Ia lantas naik dan unta dengan seketika, kembali berdiri.

"Ayo, jalan. Jalan," kata Baedowi. Tapi memang dasar unta Arab yang tidak paham bahasa Indonesia, maka untanya pun tetap diam, sekalipun sudah dipukul-pukul punggungnya, masih tetap tak bergerak sedikit pun.

Kata Pak Dul, demikian pawang unta itu biasa disapa, "Bilang bismillah, nanti untanya pasti jalan".

"Bismillah," tegas Baedowi.

Unta jalan. Baedowi pun senang karena bisa jalan-jalan naik unta dengan sang pawang yang berjalan di sampingnya.

"Pak Dul, cara supaya unta ini bisa lari gimana ya?" tanya Baedowi.

"Bilang saja Alhamdulillah."

"Alhamdulillah."

Unta berlari. Baedowi sangat senang. Karena saking senangnya, ia ucap lagi, "Alhamdulillah".

Lari sang unta kian kencang. Sementara Pak Dul semakin ketinggalan.

Saat Baedowi sudah jauh, Pak Dul baru ingat, ia belum memberitahu cara bagaimana agar unta mau berhenti.

"Kalau mau berhenti, bilang saja innalillahi," kata Pak Dul berteriak dengan sangat keras.

Karena jauh, Baedowi tak mendengar sama sekali apa yang diucapkan Pak Dul. Unta terus berlari dengan kencang. Sampai akhirnya, Baedowi melihat di depan ada lubang yang sangat dalam.

Ia ketakutan dan mencoba menghentikan unta.

"Stop... Stop... Stoooooooooppp. Oooppppp. Oppppp!"

Namun unta tetap berlari, sedangkan lubang sudah terpampang jelas di hadapan mata. 

"Mati saya!" kata Baedowi, membatin.

Dalam kepanikannya, ia lantas berteriak sembari memejamkan mata. "Innalillahi...!"

Ciuuuutttt.... Unta akhirnya berhenti.

Saat membuka mata, Baedowi melihat dirinya berada persis di tepi lubang yang sangat dalam itu. 

Karena senang, bahagia, dan bersyukur ia tidak jadi mati, Baedowi lantas berteriak dengan sangat yakin.

"Alhamdulillaaaah."

Unta lari lagi, dan....

Tamat!!!

*****

(Cerita ini sudah banyak berkembang di media sosial. Saya hanya memperbarui gaya penulisan, termasuk tokoh yang ditampilkan agar lebih menarik)
Previous Post
Next Post