Sesaat setelah menonton pertunjukan pentas puisi, terjadilah dialog menarik antara seorang santri dengan kiainya yang juga dikenal sebagai budayawan kondang.
Santri: "Puisinya bagus ya, Kiai? Maknanya dalam. Sejuk sekali di telinga."
Kiai: "Hadza min fadli rabbi!"
Santri: "Tapi peserta terakhir kok beda ya, Kiai? Puisinya jelek. Maknanya dangkal. Bikin gaduh kuping."
Kiai: "Hadza min fadli zon!"
Santri pun manggut-manggut.
(Kang Subhan)
(Kang Subhan)