Minggu, 05 Oktober 2014

Amelia, Aku menggilaimu dengan gila

Sebab aku yang biasa
Dan Tuhan pemilik kuasa
Aku hanya penerka-nerka
Karena hanya itu yang aku bisa
Meski Tuhan entah dimana
Aku tetap yakini Dia ada
Bersemayam di dalam dada
Tadah hamba seluruh pendoa
Tuhan Mahadekat
Sangat dekat melekat
Di sepertiga malam yang pekat
Penuh harap pendosa terlaknat
Aku hanya pendoa
Juga pendosa tiada dua
Inginkan harap lekas melahap
Walau akhirnya tak lagi sedap
Amelia yang entah siapa
Dia angan inginku
Pada Tuhan hanya meminta
Agar bersama kelak disana
Amelia yang entah dimana
Aku masih saja gila
Tetap menggila
Mungkin selamanya gila
Amelia yang entah apa
Katamu cinta itu menerima
Bukan memberi
Sila kau terima
Sebab aku siap memberi
Ini bukan aksara serapah
Bukan puisi sebatas ilusi
Juga sajak yang berarak
Apalagi omong kosong melompong
Kalau dunia bukan tempatnya
Aku harap disana kita bersama
Di keabadian tempat Tuhan menatap kita
Bersama disana kita selamanya
Sebab cintaku adalah cinta-Nya
Aku yang masih ragu
Dimana Tuhan berada
Tapi yakin aku
Tuhan ada dalam kita
Amelia
Dalam aksara ini
Ada doa yang tersuguh
Serta harap berlabuh
Di sepertiga malam nanti
Pada setiap butir-butir tasbih
Terucap namamu walau lirih
Semoga harap tak lantas memipih
Amelia
Aku masih saja gila
Menggilaimu dengan gila
Aku gila
Masih tetap gila
Semoga Amelia menjadi nyata :)
Bekasi, 5 Oktober 2014
Aru Elgete
Previous Post
Next Post