Kawan, pernahkah kau rasa kini mulai berbeda?
Kita tak lagi mengigau karena mimpi yang sama.
Seperti ada yang tersembunyi dalam sunyi.
Haruskah tertawa dengan kepalsuan?
Atau bercerita tentang kebohongan?
Kita tak lagi mengigau karena mimpi yang sama.
Seperti ada yang tersembunyi dalam sunyi.
Haruskah tertawa dengan kepalsuan?
Atau bercerita tentang kebohongan?
Aku mungkin salah, mungkin pula kau rasa tak salah.
Kawan, seperti ada yang tersembunyi dalam sunyi.
Aku menerka segala suka.
Tetap aku bertanya.
Seperti ada yang tersembunyi dalam sunyi?
Tak terdengar riuh, tak terlihat kasat.
Kawan, seperti ada yang tersembunyi dalam sunyi.
Aku menerka segala suka.
Tetap aku bertanya.
Seperti ada yang tersembunyi dalam sunyi?
Tak terdengar riuh, tak terlihat kasat.
Kita bersama sudah menahun, bukan?
Adakah kepalsuan yang tiada?
Atau kebohongan yang mengada-ada?
Seperti ada yang tersembunyi dalam sunyi.
Bukan ilusi juga tak mimpi.
Aku tak mendengar riuh, juga tak melihat kasat.
Adakah kepalsuan yang tiada?
Atau kebohongan yang mengada-ada?
Seperti ada yang tersembunyi dalam sunyi.
Bukan ilusi juga tak mimpi.
Aku tak mendengar riuh, juga tak melihat kasat.
Seperti ada yang tersembunyi dalam sunyi.
Atau sunyi yang menyembunyikan bunyi?
Atau sembunyi-sembunyi sunyi menari?
Hingga tak terdengar riuh, juga tak terlihat kasat.
Atau sunyi yang menyembunyikan bunyi?
Atau sembunyi-sembunyi sunyi menari?
Hingga tak terdengar riuh, juga tak terlihat kasat.
Kaliabang Nangka, 16 Agustus 2015
Aru Elgete