Rabu, 05 Maret 2014

Bagi saya Islam benar, namun sudah tak murni 'lagi'

Saya prihatin dengan keadaan Islam saat ini. Banyak problem-problem internal yang sebenarnya malah justru akan merusak keeksistensian Islam sebagai Agama yg memberi Rahmat kepada seluruh Alam, kepada semua umat manusia; tak perduli dari aliran atau agama apa. Yang jelas, dalam Islam tak pernah mengajarkan perselisihan yang berujung pada pengkafiran terhadap manusia lainnya, terlebih Islam juga melarang pengkafiran terhadap sesama Muslim.
Di Indonesia banyak sekali masalah yang ditimbulkan dari Umat Islam dan bertujuan untuk memecah-belahkan Islam sendiri. Kita bisa lihat kasus-kasus para Ustadz Selebriti yang berakhlak jauh dari yang semestinya harus lebih baik dari orang awam. Atau kasus pelarangan mengucapkan "selamat" hari raya Agama lain atas dasar Surat Al-Kafiruuunn. Padahal kalau kita tahu Sebab turun Ayat tersebut adalah Kafir Quraisy mengadakan perjanjian dengan Nabi Muhammad Saw untuk bergantian menyembah Tuhan satu sama lain, lalu Nabi Muhammad menolak ajakan tersebut karena adanya wahyu "Lakum diinukum wa Liyadiin". Praktis, Surat Al-Kafirun adalah larangan agar tidak menyembah sesuatu yang dianggap Tuhan oleh penganut Agama lain. So, mengucapkan atau ikut serta dalam perayaan hari besar Agama lain, saya rasa boleh-boleh saja. Pendapat seperti itu saya dapat dari tokoh Intelektual Muslim; Seperti Gus Dur, Cak Nur, Gus Mus, Cak Nun dll.
Selain dari masalah diatas, kita juga bisa tengok kasus Sunni yang selalu saja mengatakan sesat bahkan mengkafirkan Syi'ah, hanya karena perbedaan perspektif menjadikan Syi'ah sebagai momok yang harus dijauhkan dari anak cucu aliran Sunni. Atau bahkan aliran wahabi salafi yang berpegang teguh pada pendapat Ibnu Taimiyyah yang menghalalkan darah orang-orang yang tidak sefaham dengan mereka untuk dibunuh. Dan kini para penganut Wahabi Salafi mengadu domba Sunni-Syi'ah dengan mengatakan bahwa konflik Arab Saudi dengan Iran adalah didasari dengan karena perbedaan pandangan. Padahal konflik antara Arab Saudi-Iran karena adanya urusan politik yang saya kurang mafhum.
Orang-orang Sunni menganggap sesat Syi'ah karena aliran Syi'ah menghalalkan nikah mut'ah, memfitnah Sayyidah Aisyah dan mengagungkan Sayyid Ali karomalLahu Wajhah ketimbang RasululLah sendiri, bahkan Syi'ah menganggap bahwa Malaikat Jibril 'salah alamat' ketika menyampaikan wahyu kenabian yang seharusnya diberikan kepada Sayyid Ali karomalLahu Wajhah. Sebagai orang yang jauh dari kata 'Alim, saya mencoba berusaha untuk tidak ikut-ikutan mengkafiri kaum Syi'ah. Karena bagi saya, Agama ibarat sungai yang apabila semakin jauh dari hulu akan semakin tak karuan rupanya dan tercemar. Islam sudah ada sejak 1435 tahun yang lalu, wajar saja bila saat ini Islam semakin carut marut. Lantas apa Agama Islam masih bisa disebut sebagai agama yang murni?? Jika tidak, agama atau aliran apa yang saat ini bisa dikatakan murni turun dari Tuhan sebagai Rahmat bagi seluruh alam?? Sekali lagi, saya bukan orang 'Alim, saya tak mau mengkafirkan agama atau aliran lain. Mengkafirkan itu hukumnya haram, di dalam Kitab Sulamuttaufiq terdapat hukum pemurtadan bagi yang menghalalkan perkara haram.
Saya menganggap Agama dan aliran saya benar, namun saya menghargai perspektif internal agama dan aliran lain. Saya menganggap Agama dan aliran saya benar, namun saya meyakini ada Agama dan aliran yang dianggap benar oleh orang lain. Merasa benar memang dibolehkan, yang tidak dibolehkan adalah merasa paling benar dan menganggap yang lain salah. Hanya Tuhan yang berhak menghukumi kafir serta melaknat ciptaanNya. Kita sebagai umat beragama harusnya bisa saling menjaga dan menghargai perdamaian. Islam itu satu; Syi'ah, Sunni, Ahmadiyyah, Mu'tazilah, Jabbariyyah dan lain sebagainya adalah Islam. Sesungguhnya banyak jalan menuju tujuan yang satu, melalui jalan mana saja dibolehkan asal tidak melakukan pelanggaran, tidak radikal dan tidak sa'ena'e dewee.


Wallahu A'lam.
Aru (Elgete) Lego Triono


Bekasi, 5 Maret 2014
Previous Post
Next Post